Strategi Pembelajaran Mufrodat

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Mengapa belajar bahasa asing itu susah dan kadang menjenuhkan, bahkan bisa bikin frustasi? Menurut Umi Mahmudah dan Abdul Wahab  Rosyidi (2008:95) hal ini disebabkan, karena belajar bahasa asing  merupakan upaya untuk membangun situasi dan kondisi baru dalam diri seseorang untuk dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan pemilik bahasa asing tersebut. Kondisi baru tersebut adakalanya berbeda sama sekali dengan kondisi bahasa ibu, baik dalam tataran sistem fonologi, morfologi, maupunsintaksisnya, dan adakalanya memiliki kemiripan dengan kondisi bahasa ibunya.
Syarat minimal yang harus dimiliki oleh guru bahasa arab adalah penguasaan materi, ketrampilan berbahasa dan keterampilan mengajarkannya. Disamping itu seorang guru juga harus kaya akan metode pengajaran atau teknik pengajaran dan yang tidak kalah penting adalah menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik materi yang ingin dicapai dan karakteristik siswa. Penggunaan media dalam pengajaran bahasa bertitik tolak dari teori yang mengatakan bahwa totalitas prosentase banyaknya ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki oleh seseorang terbanyak dan tertinggi melalui indra lihat dan pengalaman langsung melakukan sendiri, sedangkan selebihnya melalui indra dengar dan indra lainnya (Azhar Arsyad, 2004:75).
Karena itu media dalam pembelajaran bahasa mempunyai peranan yang sangat penting, agar proses belajar mengajar menarik perhatian siswa, dapat menumbuhkan sikap dan minat peserta didik.Guru didalam mengajarkan bahasa arab harus memanfaatkan media pembelajaran yang kreatif, inovatif dan variatif sehingga proses pembelajaran dan hasil yang dicapai bisa optimal (Abdul Hamid, 2008:170).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan Pembelajaran Mufradat?
2.      Metode apa saja yang bisa digunakan dalam pembelajaran mufradat?
3.      Bagaimanakah teknik-teknik mengajarkan Mufrodat ?


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pembelajaran  Al-Mufradat
Pembelajaran berarti cara, proses perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar[1]. Dalam proses pembelajaran kemampuan  berkomunikasi yang baik dengan guru dan sesame siswa yang dilandasi sikap saling menghargai harus pelu secara terus-menerus dikembangkan didalam setiap even pembelajaran[2].
Pada taraf awal kita mengenal dan mempelajari suatu bahasa maka tentu kita mengenal yang namanya mufrodat (kosa kata). Kosa kata merupakan tahap awal bagi kita untuk tahu bahasa suatu kelompok masyarakat tertentu. Oleh karenanya sebelum kita membahas lebih jauh tentang strategi atau metode pembelajaran mufrodat maka lebih baik kiranya kita kenal terlebih dahulu apa devinisai dari mufrodat.
Menurut Ahmad Djanan Asifuddin, pembelajaran kosa kata (al-mufrodat) yaitu proses penyampaian bahan pembelajaran yang berupa kata atau perbendaharaan kata sebagai unsur dalam pembelajaran bahasa arab. Dari devinisi yang diberikan oleh Djanan Asifuddin memberikan gambaran kepada kita bahwa mufrodat merupakan tahap paling dasar karna ranah pembahasannya hanyalah kata dan tentunya fungsi umumnya adalah untuk menambah perbendaharaan kata untuk kemudian digabung menjadi sebuah kalimat yang sempurna, baik cara memperolehnya adalah dengan mendengar ataupun membaca[3].
Kosa kata merupakan kumpulan kata- kata tertentu yang pada perkembangannya akan membentuk suatu kalimat atau bahasa, dari uraian tersebut maka jelaslah bahwa mufrodat berbeda dengan morfem, mufrodat adalah bagian terkecil dari bahasa yang sifatnya bebas sementara morfem adalah satuan bahasa yang terkecil yang tidak bisa di bagi atas bagian yang lebih kecil yang maknanya relative stabil. Misalkan kata "مسلم" terdiri dari satu morfem, kata “المسلم” terdiri dari dua morfem yaitu ال dan مسلم , dan kata "المسلمون"  terdiri dari tiga morfem yaitu المسلم dan ون.[4]


B.     Tujuan Mempelajari Mufradat
Setelah kita mengenal apa itu mufrodat maka kira - kira apa tujuan kita mempelajarinya, berikut tujuan dari mempelajari mufrodat:
1.      Menambah perbendaharaan kosakata baru
Dengan mempelajari mufrodat paling tidak kita mempunyai tabungan perbendaharaan bari yang bisa kita keluarkan ketika kita butuh untuk menyusun sebuah kalimat yang sempurna.
2.      Melatih melafalkan dengan baik dan benar
Dengan belajar kosa kata kita akan tau cara melafalkannya secara baik dan benar dari segi makhorijul huruf dan panjang pendeknya sekiranya dapat di mengerti oleh yang mendengarkan.
3.      Memahami kosakata baru baik secara denotasi maupun konotasi
Jauh dari itu kita dapat  memahami arti kata yang sebelumnya tidak pernah kita tau baik arti secara denotasi atau konotasinya. Sehingga kita tidak tertipu dengan adanya satu kata banyak arti atau sebaliknya.
4.      Mampu merangkainya menjadi suatu bahasa lisan atau tulisan
Pada taraf yang lebih matang adalah kita mampu mengaplikasikannya dalam sebuah bahasa lisan atau tulisan dengan pemilihan kata yang tepat dan tersusun,se hingga tercipta bahasa yang mudah di paham dan tulisan yang mudah di mengerti[5]. Jadi, Pembelajaran mufrodat merupakan proses penyampaian bahan pembelajaran berupa kata atas perbendaharaan kata sebagai unsur dalam pembelajaran bahasa arab untuk memudahkan siswa memahami mufrodat yang akan disampaikan pendidik[6].
C.    Prinsip-prinsip Pembelajaran Mufradat
Seorang pakar Faisal Hendra, menyebutkan tujuh prinsip dalam pemilihan pembelajaran mufradat;
1.      Frekuency, yaitu frekuensi penggunaan kata-kata yang tinggi dan sering itulah yang harus menjadi pilihan.
2.      Range, yaitu mengutamakan kata-kata yang banyak digunakan di negaraarab maupun di Negara-negara non Arab atau di suatu negara tertentu yang mana kata-kata itu lebih sering digunakan.
3.       Availability, mengutamakan kata-kata atau kosakata yang mudah dipelajari dan digunakan dalam berbagai media atau wacana.
4.      Familiarty, yakni mendahulukan kata-kata yang sudah dikenal dan cukup familiar didengar, seperti penggunaan kata شَمْسٌ lebih sering digunakan dari pada kata ذٌ كاءٌ , padahal keduanya sama maknanya.
5.      Coverage, yakni kemampuan daya cakup suatu kata untuk memiliki beberapa arti, sehingga menjadi luas cakupannya. Misalnya kata يبت lebih luas daya cakupannya dari pada kata منـزل.
6.      Significance, yakni mengutamakan kata-kata yang memiliki arti yang signifikan untuk menghindari kata-kata umum yang banyak ditinggalkan atau kurang lagi digunakan.
7.      Arabism, yakni mengutamakan kata-kata Arab dari kata-kata serapan yang diarabisasi dari bahasa lain. Misalnya kata الهاتف , المذيـاعالتلفاز secara berurutan ini harus diutamakan pemilihannya dari pada kata التليفون , الراديو dan التلفزيون[7].
D.    Metode Pembelajaran Mufradat
Setelah kita mengenal Mufrotad maka selanjutnya kita akan bahas metode atau strategi pembelajaran mufrodat dengan pemahaman bahwa tekhnik – tekhnik apa yang akan di gunakan dalam penyampaian terhadap siswa terkait materi mufrodat.
Effendi menjelaskan lebih rinci tentang tahapan dan tehnik – tehnik pembelajaran mufrodat  atau pengalaman siswa dalam mengenal dan memperoleh makna kata sebagai berikut[8]:
1.      Mendengarkan kata
2.      Mengucapkan kata
3.      Mendapatkan makna kata
4.      Membaca kata
5.      Menulis kata
6.      Membuat kalimat
Setelah kita di perkenalkan dengan tahapan tahapan di atas maka kita akan diperkenalkan dengan strategi atau metode – metode yang sesuai dengan tahapan-tahapannya[9]:


a.      Metode pembelajaran mufradat untuk tingkat dasar (Mubtadi’)
Ini merupakan strategi tingkat dasar dan dapat menggunakan beberapa metode sebagai berikut:
1.      Menggunakan nyanyian atau lagu dalam bahasa arab, diharapkan agar proses belajar menjadi tidak menjenuhkan mutallim pemula.
2.      Dengan menunjukkan bendanya, artinya ketika kita memperkenalkan suatu mufrodat baru kepada mutallim dengan langsung menunjukkan bendanya, di harapkan agar mudah untuk mengingatnya.
3.      Dibaca berulang – ulang. Agar cepat menempel dalam ingatan siswa.
b.      Metode pembelajaran mufradat tingkat menengah (Mutawassith)
Ini merupakan strategi tingkat menengah dan dapat menggunakan beberapa metode sebagai berikut:
1.      Menggunakan peragaan tubuh
2.      Menulis kata-kata
3.      Memberikan persamaan kata
4.      Memberikan lawan kata
5.      Memberikan asosiasi makna
c.       Metode Pembelajaran Bahasa Arab Tingkat Lanjut (Mutaqoddimin)
Ini merupakan strategi tingkat lanjutan dan dapat menggunakan beberapa metode sebagai berikut:
1.      Menjelaskan makna kata dengan menjelaskan maksudnya
2.      Mencari makna dalam kamus
3.      Mengacak mufradat agar disusun menjadi tarkib yang benar
4.      Meletakkan kata dalam kamus
5.      Memilih contoh mufradat yang baik dikonsumsi siswa
6.      Member harakat
7.      Mentranslate ke bahasa ibu

d.      Metode Kognitif
Ciri-ciri khusus penggunaan metode ini dalam pembelajaran bahasaarab sebagai berikut;
1.      Teori ini berusaha untuk mengenalkan siswa tentang sistem bunyi, tata bahasa, morfologi dan dalalah Arabiyah sebagai bahasa kedua.
2.      Pelajaran dimulai dengan menjelaskan kaidah dan diikuti dengan membuat contoh-contoh.
3.      Latihan-latihan bisa dengan berbagai kegiatan kebahasaan dalam rangka pengembangan kompetensi komunikasi, yang sering dikenal istilah teori transformasi kreasi
4.      Menggunakan bahasa pembantu pada awal pembelajaran. Diawali dengan menjelaskan kaidah dan menjelaskan aturan-aturan bunyi bahasa Arab dengan ungkapan baru kepada siswa
Tujuan pengajaran kaidah tidaklah terbatas pada situasi atau kesempatan yang dilalui siswa tetapi melatih siswa menggunakan kaidah dalam situasi yang baru dan tidak terbatas Percakapan, teori ini tidak memasukkan percakapan menjadi bagian dari pelajaran, tetapi terkadang percakapan dijadikan pembukaan kegiatan pembelajaran bahasa yang kemudian disusul dengan latihan-latihan. Guru harus menumbuhkan kemampuan berpikir siswa dalam bidang belajar bahasa, maka guru hendaknya melatih siswanya untuk membuat kesimpulan, kaidah-kaidah analisis, penerapan dan lain-lain sampai jelas bagi siswa. Pembenaran ketika terjadi kesalahan penggunaan bahasa merupakan bagian dari kegiatan kebahasaan. Guru membantu siswa dalam membentuk kemampuan yang berhubungan dengan realita bahasa yang sedang dipelajari. Pengajaran bahasa berlangsung dengan satu model yaitu diawali dengan pemahaman yang mendalam dan diakhiri dengan latihan. Langkah-langkah pembelajaran terbatas, dimulai dengan menyajikan materi baru dan latihan-latihan. Kemudian dilanjutkan dengan praktek kebahasaan.
Contoh pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan metode ini adalah:
1.      Pelajaran dimulai dengan penyajian mufradat yang berhubungan dengan kepribadian
2.      Guru menjelaskan bagaimana cara membentuk kalimat-kalimat dalam bahasa Arab, juga dengan memakai gambar sebagai alat peraga. Penjelasan tata bahasa menggunakan bahasa ibu, kemudian dilanjutkan dengan bahasa Arab
3.      Kemudian para siswa memperlihatkan pemahaman mereka tentang prinsip-prinsip penggunaan kata dengan mengerjakan latihan
4.      Dalam rencana pembelajaran ini melibatkan kegiatan penerapan. Di sini dikembangkan ekspresi diri sendiri, menggunakan struktur dan mufradat[10].
E.     Teknik-teknik Pengajaran Mufradat.
Ahmad Fuad Effendy menjelaskan lebih rinci tentang tahapan dan teknik-teknik pembelajaran kosakata (al-Mufradât) atau pengalaman siswa dalam mengenal dan memperoleh makna kata (al-mufradât), sebagai berikut[11]:
a.       Mendengarkan kata
Ini merupakan tahapan pertama yaitu dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendengarkan kata yang diucapkan guru atau media lain, baik berdiri sendiri maupun di dalam kalimat. Apabila unsur bunyi dari kata itu sudah dikuasai oleh siswa, maka untuk selanjutnya siswa akan mampu mendengarkan secara benar.
b.      Mengucapkan kata
Dalam tahap ini, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengucapkan kata yang telah didengarnya. Mengucapkan kata baru akan membantu siswa mengingat kata tersebut dalam waktu yang lebih lama.
c.       Mendapatkan makna kata
Pada tahap ini guru hendaknya menghindari terjemahan dalam memberikan arti kata kepada siswa, karena bila hal itu dilakukan maka tidak akan terjadi komunikasi langsung dalam bahasa yang sedang dipelajari, sementara makna kata pun akan cepat dilupakan oleh siswa.
Ada beberapa teknik yang bisa digunakan oleh guru untuk menghindari terjemahan dalam memperoleh arti suatu kata, yaitu :
1.      Konteks yang menerangkan arti kata-kata
Untuk menerangkan arti kata عمٌ misalnya, dapat diberikan konteks : أبي له أخٌ اسمه أحمد. فأحمد عمّي
2.      Pendefinisian
Pemberian definisi untuk menerangkan arti kata ini dapat efektif kalau ungkapan yang digunakan untuk pendefinisian itu telah dikenal/difahami oleh siswa.
3.      Sinonim (murâdif)
4.      Antonim (dlid)
5.      Gambar
Gambar merupakan alat bantu pengajaran yang dapat memperjelas makna suatu kata. Di samping gambar dari benda-benda, gambar itu dapat pula berbentuk diagram.
6.      Dramatisasi
7.      Real Objek
Benda–benda yang dapat dibawa kedalam kelas adalah benda-benda yang efektif untuk menjelaskan. Tetapi benda-benda yang tidak mungkin dibawa ke kelas cukup membawa tiruannya saja.
d.      Membaca kata
Setelah melalui tahap mendengar, mengucapkan, dan memahami makna kata-kata (kosakata) baru, guru menulisnya di papan tulis. Kemudian siswa diberikan kesempatan membaca kata tersebut dengan suara keras.
e.       Menulis kata
Penguasaan kosakata siswa akan sangat terbantu bilamana ia diminta untuk menulis kata-kata yang baru dipelajarinya (dengar, ucap, paham, baca) mengingat karakteristik kata tersebut masih segar dalam ingatan siswa.
f.       Membuat kalimat
Tahap terakhir dari kegiatan pembelajaran kosakata adalah menggunakan kata-kata baru itu dalam sebuah kalimat yang sempurna, baik secara lisan maupun tulisan.
Ada beberapa cara juga yang dapat digunakan guru untuk menjelaskan makna kosakata (mufradât), yaitu sebagai berikut:
1.      Dengan menampilkan benda atau sampel yang ditunjukkan oleh makna kata, seperti menampilkan buku, pensil, dan lain sebagainya.
2.    Dengan peragaan tubuh, seperti: guru membuka buku ketika menerangkan kata فتح الكتاب
3.    Dengan bermain peran, seperti: guru yang sedang memerankan orang sakit yang memegangi perut dan dokter memeriksanya.
4.    Menyebutkan lawan kata (antonim) dan persamaan katanya (sinonim).
5.    Menyebutkan kelompok katanya, misalnya: untuk menjelaskan kata عائلة  guru bisa menyebutkan kata berikutnya, seperti زوج، أسرة، أولاد
6.    Menyebutkan kata dasar sebuah kata dan kata bentuknya.
7.    Menjelaskan makna kata dengan menjelaskan maksudnya.
8.    Mengulang-ulang bacaan.
9.    Mencari makna dalam kamus.
Menerjemahkan ke dalam bahasa siswa, ini cara terkhir dan hendaknya guru tidak tergesa-gesa dalam menggunakan cara ini.
Pembelajaran Mufrodat Akan Terealisasikan Secara Sempurna, jika :
1.      Mengucapkan mufrodat dengan baik.
2.    Memahami makna mufrodat.       
3.    Menggunakan mufrodat dalam bentuk bahasa yang benar.
4.    Menggunakan kata yang sesuai dalam bentuk yang sesuai pula.
5.    Ejaan daan penulisannya benar.
6.    Mengetahui metode pengasalan kata mufrodat.
F.     Evaluasi Pembelajaran Mufrodat
Pada umumnya, evaluasi diartikan sebagai suatu proses mempertimbangkan suatu hal atau gejala dengan mempergunakan patokan-patokan tertentu yang bersifat kualitatif, misalnya baik-tidak baik, kuat-lemah, memadai-tidak memadai, tinggi-rendah, dan sebagainya. Dalam membicarakan tetang evaluasi, tidak bisa lepas dari pengukuran sebagai bagian integral dari evaluasi dan tes yang merupakan alat pengukuran sampel pengetahuan yang hasilnya dimanfaatkan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam melakukan evaluasi. Tes dalam pembelajaran kosakata dapat dikelompokkan menjadi tes pemahaman dan tes penggunaan.
Tes pemahaman lebih ditekankan pada pengukuran kemampuan siswa dalam memahami arti kosakata, sedangkan tes penggunaan lebih dititikberatkan pada kemampuan siswa menggunakan kosakata dalam suatu kalimat. Khusus untuk tes pemahaman kosakata, indikator kompetensi yang diukur dapat berupa arti kosakata, padanan kata, antonim kata, sinonim kata, pengertian kata, dan kelompok kata.







BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP
A.    KESIMPULAN
1.      Pembelajaran mufrodat merupakan proses penyampaian bahan pembelajaran berupa kata atas perbendaharaan kata sebagai unsur dalam pembelajaran bahasa arab untuk memudahkan siswa memahami mufrodat yang akan disampaikan pendidik
2.      Metode Pembelajaran Mufradat
a.       Metode pembelajaran mufradat untuk tingkat dasar (Mubtadi’)
b.      Metode pembelajaran mufradat tingkat menengah (Mutawassith)
c.       Metode Pembelajaran Bahasa Arab Tingkat Lanjut (Mutaqoddimin)
d.      Metode Konitif
3.      Teknik-teknik Pengajaran Mufradat.
Ahmad Fuad Effendy menjelaskan lebih rinci tentang tahapan dan teknik-teknik pembelajaran kosakata (al-Mufradât) atau pengalaman siswa dalam mengenal dan memperoleh makna kata (al-mufradât), sebagai berikut:
1.      Mendengarkan kata
2.      Mengucapkan kata
3.      Mendapatkan makna kata
4.      Konteks yang menerangkan arti kata-kata
8.      Pendefinisian
9.      Sinonim (murâdif)
10.  Antonim (dlid)
11.  Gambar
12.  Dramatisasi
13.  Real Objek






DAFTAR PUSTAKA
Kamus besar bahasa Indonesia (Jakarta: pusat bahasa: 2008)
Annurrahman, belajar dan pembelajaran (Bandung: Alfabeta: 2010)
http://Metode.multiply.com/journal/item/Metode-Pembelajaran-Mufradat/24, diakses pada tanggal 12-04-2017
Muhammad Ali Al-Khuly, Asalib Tadris al-Lughah al-Arabiyah (Riyadh: Daar al-Ulum, 1989)
Mustofa, Syaiful. Strategi PembelajaranNahasa Arab Inovatif (Malang: UIN Press, 2011)
Skipsi Siti Nurhalima, Pembelajaran mufrodat dengan metode mufrodat di asrama SMK pondok pesantren Al-Munawwir komplek Q krapyak Yogyakarta, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga: 2015)
Hendra Faisal, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Jakarta: Depag RI, 2006)
A. Fuad Effendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Malang: Misykat, 2005)
http://Metode.multiply.com/journal/item/Metode-Pembelajaran-Mufradat/24, diakses pada tanggal 12-04-2017
Bisri Mustofa dan Abdul Hamid, Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab,(Malang: UIN- MALIKI PRESS, 2011)




[1] Kamus besar bahasa Indonesia (Jakarta: pusat bahasa: 2008) h 23
[2] Annurrahman, belajar dan pembelajaran (Bandung: Alfabeta: 2010) h 11
[3] http://Metode.multiply.com/journal/item/Metode-Pembelajaran-Mufradat/24, diakses pada tanggal 26 maret 2017
[4] Muhammad Ali Al-Khuly, Asalib Tadris al-Lughah al-Arabiyah (Riyadh: Daar al-Ulum, 1989), hal. 89
[5] Mustofa, Syaiful. Strategi PembelajaranNahasa Arab Inovatif (Malang: UIN Press, 2011), hal. 79
[6] Lihat: Skipsi Siti Nurhalima, Pembelajaran mufrodat dengan metode mufrodat di asrama SMK pondok pesantren Al-Munawwir komplek Q krapyak Yogyakarta, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga: 2015), h 8
[7] Hendra Faisal, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Jakarta: Depag RI, 2006), hal. 156
[8] A. Fuad Effendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Malang: Misykat, 2005), hal. 100
[9] http://Metode.multiply.com/journal/item/Metode-Pembelajaran-Mufradat/24, diakses pada tanggal 24-09-2013
[10] Bisri Mustofa dan Abdul Hamid, Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab,(Malang: UIN- MALIKI PRESS, 2011), h. 11-57
[11] Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab hlm. 99 -101

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Travel dokument dan macam macamnya

Bilingualisme dan Dialogsia