KONSEP DASAR PENDIDIKAN ISLAM Konsep “pedidikan islam” seringkali mengundang keragaman arti. Pendidikan islam, seringkali dimaksudkan sebagai pendidikan dalam arti sempit yaitu proses belajar mengajar dimana agama islam menjadi “core curucullum”. Pendidikan islam bisa pula berarti lembaga pendidikan yang di dalamnya terdapat kegiatan yang menjadikan islam sebagai identitasnya, baik dinyatakan dengan semata-mata maupun tersamar. Perkembangan terakhir memberikan pengertian bahwa pendidikan islam diberi arti lebih subtansial sifatnya, yaitu bukan berarti belajar mengajar, maupun jenis kelembagaan, akan tetapi lebih menekankan sebagai suatu iklim pendidikan atau “education atmosphere”, yaitu suatu suasana pendidikan yang islami, memberi nafas keislaman pada semua elemen system pendidikan yang ada. Beberapa pengertian pendidikan di atas dimaksud untuk mengawali pembicaraan tentang “pendidikan islam” secara lebih mendalam, dengan mengkaji dasar filosofisnya dari sumber ajaran islam, sehingga dapat mempermudah arah pemahaman tentang pendidikan islam. Bahwa pendidikan islam sumber dasar adalah al-qur’an dan al-hadits yang kemudian diaplikasikan dalam kehidupan dan praktek nyata oleh rasulullah SAW. Konsep dasar pendidikan islam dapat ditalaah lewat ayat-ayat al-qur’an yang berhubungan dengan proses penciptaan manusia dan pengarahan serta bimbingan yang diberikan oleh Allah, agar manusia mampu untuk membangun sebuah kehidupan praktis dalam segala aspek dalam rangka mengamalkan nilai-nilai dan norma-norma islam itu dalam kehidupan nyata, ayat-ayat al-qur’an dapat kita temui dalam: 1. Surat at-tin ayat 2: تقوىم احسن فى الانسان خلقنا لقد Artinya: “Bahwa manusia diciptakan dengan struktur tubuh dan kelengkapan tubuh yang paling sempurna, dibandingkan dengan makhluk-makhluk yang lain” 2. Surat al-baqoroh ayat 30: واد قال ربك للملائكة انى جاعل فى الارض خليفة قالوا اتجعل فيها من يفسد فيها ويسفك الدماء ونحن نسبح بحمدك ونقدس لك قال انى اعلم ما تعلمون Artinya : bahwa Allah telah mengadakanupacara pelantikan manusia sebagai kholifah di bumi, pemberian pendidikan dan pengajaran tentang dasar-dasar pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta kebudayaannya, disamping pengarahan dan bimbingan langsung agar manusia mampu menjalankan kholifah fil ardl sacara bertanggungjawab. Pendidikan secara konseptual adalah merupakan usaha bimbingan dan mengarahkan perkembangan anak atau generasi muda agar nantinya mampu melaksanakan nilai-nilai dan norma-norma islam sebagai kholifah dengan penuh tanggungjawab. Dalam pengertian konsep tersebut terkandung beberapa unsur pokok, yaitu: 1. Usaha untuk memberikan bimbingan dan pengarahan tersebut dilakukan oleh orang dewasa yang bertanggungjawab untauk membimbing pertumbuhan dan perkembangan anak dengan atas nama Allah serta bertanggungjawab padanya. 2. Yang dibimbing adalah anak dengan segala kelengkapan dasar dan potensi-potensi pembawaannya atau fitrahnya, agar tumbuh dan berkembang secara maksimal sehingga tercapai insan kamil. 3. Tujuan bimbingan dan pengarahan tersebut tidak lain, agar anak didik pada zamannya kelak mampu melaksanakan tugas hidupnya secara mandiri dan punuh tanggungjawab (sebagai kholifah). 4. Karna pedoman pelaksanaan pendidikan islam dalah kitab al-qur’an, baik secara konseptual, maupun paktris, maka materi serta metode maupun saraana-sarana pelaksanaan pendidikan islam, dapat kita kembangkan dan dapat kita teladani dari proses turunnya al-qur’an dan teladan-teladan praktis yang dicontohkan rasulullah SAW dalam sunnahnya. PERBEDAAN KONSEP PENDIDIKAN ISLAM DAN PENDIDKAN BARAT Pendidikan islam berbeda dengan pendidikan modern, meskipun boleh jadi terdapat beberapa persamaan. Perbedaan itu tidak menjadikan pendidikan islam rendah dibandingkan pendidikan modern, tetapi justru perbedaan-perbedaan itu membentuk karakteristik yang kemudian menjadi identitas dirinya. Pendidikan islam yang identik dengan pendidikan tradisional mengajarkan berbagai ragam ilmu pengetahuan yang penuh dengan muatan nilai-nilai relegius dan spiritual. Sedangkan pendidikan modern berwatak sekuler, bahkan terpisahkan dari nilai-nilai tauhid dan relegius, sehingga pendidikan modern memandang manusia dan alam hanya sebagai material dan isidental yang eksis tanpa interfensi tuhan dan bisa dieksploitir tanpa perhitungan. Perbedaan yang paling mendasar dari kedua sistem pendidikan tersebut adalah terletak pada filosofisnya. Kita tau bahwa paradigma islam bertolak dari landasan islam ( wahyu ) yang berwawasan teo-antroposentris. Sedangkan pendidikan barat bertolak dari filsafat yunani yang antroposentris-sekular yang terlepas dari dimensi moral dan spiritual. Pada gilirannya, kedua konsep pendidikan tersebut berimplikasi pada bangunan konsep pendidikan yang baik yang menyangkut tujuan, konsep manusia ( anak didik ), nilai, maupun tanggungjawab yang diembannya. Secara ontologism, perbedaan pendidikan islam dengan pendidikan barat juga terlihat dari aspek cara memandang dan menempatkan para peserta didik dalam proses belajar mengajar. Sumber dan metode epistemology barat dalammemperoleh ilmu pengetahuan dan teknolagi diperoleh dari semua objek yang dapat diserap oleh panca indra, sehingga metode yang dikembangkan dalam sains modern menurut al-attas sebagai mana yang disitir oleh syamsul nizar tidak luput dari empat macam metode, yaitu: 1) rasionalisme filosofis yang cenderung pada persepsi inderawi, 2) rasionalisme sekuler yang cenderung bersandar pada pengalaman inderawi dan menyangkal otoritas intuisi, serta menolak wahyu dan agama sebagai sumber ilmu yang benar, 3) empirisme filosofis dan empirisme logis yang menyandarkan seluruh ilmu empiris sebagai zat supranatural, 4) system etika barat bercorak antroprosentris yang menempatkan manusia sebagai pusat dari segala-galanya, individu yang merdeka tanpa batas. Sementara itu, system etika islam bercorak teo-antroprosentris yang menempatkan manusia sebagai pelaku sejarah dan sekaligus sebagai makhluk tuhan. Adapun dalam epistemology islam, sumber ilmu pengetahuan bersumber dari tuhan dan diperoleh melalui berbagai saluran, yaitu melalui panca indera (al-hawass al-khamsah), akal sehat ( al-aql al-salim), berita yang benar (al-khabar al-shadiq) dan intuisi (ilham). Perbedaan antara pendidikan islam dengan pendidikan modern (sekuler) secara prinsipil dapat dilihat pada beberapa aspek: a. System ideology Islam memiliki ideology tauhid yang bersumber dari al-qur’an dan as-sunnah, sedangkan pendidikan modern memiliki berbagai macam ideology yang bersumber dari “isme-isme” material, ateis, sosialis, kapitalis, dan sebagainya. Beda muatan ideology yang ingin dicapai, apabila ideology islam berupa tauhid, maka setiap tindakan system pendidikannya harus berdasarkan tauhid pula. Makna tauhid bukan hanya meng-esakan tuhan, tapi juga menyakinkan kesatuan penciptaan (unity of creation), kesatuan manusia (unity of menkind) kesatuan tuntunan hidup (unity of purpose of live). b. System pemdidikan islam bersumber dari al-qur’an dan as-sunnah,sedangkan pendidikan modern bersumber dri nilai-nilai yang lain. Pendidikan islam memuat nilai-nilai dari al-qur’an dan sa-sunnah sebagai sumber dasar dan ijtihaj sebagai sumber tambahan. Sedangkan pendidikan barat hanya memuat sumber nilai-nilai dari hasil pemikiran, hasil penelitian dan kultur masyarakatnya. c. Orientasi pendidikan Pendidikan islam berorientasi kepada duniawi dan ukhrowi, sedangkan pendidikan barat berorientasi hanya kepada dunawi. Dalam islam, akhirat merupakan kelanjutan dari dunia yang mutunya ditentukan oleh kehidupan di dunia. TUJUAN-TUJUAN TARBIYAH Seiring dengan beberapa kerangka konseptual dari konsep tarbiyah, sejumlah tujuan-tujuan pendidikan telah dicetuskan. Tujuan-tujuan pendidikan adalah untuk mencetak orang yang total dan baik, yang juga : a. SADAR TUHAN Sadar akan tuhan dan ke-esaannya dalam setiap yang melihat penciptaannya (tauhid). b. MEMILIKI PRINSIP Mempunyai prinsi-prinsip moral dan komitmen untuk melakukan perenungan dari, pengarahan diri, tindakan bermoral, dengan menekankan pada integritas, kejujuran, kasih sayang dan adil (tazkiyah). c. BERPENGETAHUAN Mempunyai pengetahuan yang mendalam terhadap subyek yang dipelajarinya, isu-isu kemanusiaan, dan adanya pengaruh-pengaruh kejadian dan penemuan yang signifikan dalam perkembangan diri manusia (hikmah). d. SEIMBANG Memahami wilayah dan pentingnyakeseimbangan dan kebaikan dalam kehidupan pribadi dan kolektif, dan secara kontinu terus berusaha untuk memelihara karakter tersebut (tawazun). e. KOOPERATIF Mempunyai pemahaman akan pentingnya komunikasi, kooperasi/kejaksaan, keadilan, dan persaudaraan yang baik dalam memelihara kerukunan antar individu maupun social (ihsan). f. MEMILIKI KOMITMEN Memiliki komitmen untuk selalu konsisten dengan prinsip dan praktek-praktek islami, khususnya dalam kehidupan sehari-hari sebagai makhluk social (istiqomah). g. BERORIENTASI KEPADA KEMASLAHATAN Mempunyai sifat perhatian, asuh, melayani, dan aktifitas social, dan juga komitmen untuk menciptakan kemaslahatan di dunia(amanah, maslahah).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Travel dokument dan macam macamnya

Bilingualisme dan Dialogsia

Strategi Pembelajaran Mufrodat